Jumat, 05 Oktober 2012

Faktor - Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia


Kaum behaviorisme percaya sekali bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap bentuk perilaku seseorang. Faktor lingkungan kita sebut sebagai faktor situasional yaitu: faktor ekologis, faktor rancangan dan arsitektural, faktor temporal, suasana perilaku, teknologi, faktor-faktor sosial, lingkungan psikososial serta stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
 1. Faktor-faktor Ekologis
Kondisi alam (geografis) dan iklim (temperatur) dapat mempengaruhi perilaku manusia. Contoh, perilaku orang yang berada di daerah pantai berbeda dengan di daerah pedalaman. Orang di daerah pantai cenderung bicara lebih keras dan lebih emosional karena berada di udara yang lebih panas. Sementara orang berada di daerah pegunungan cenderung bicara lebih lembut serta lebih sabar karena berada di daerah lebih sejuk.

2. Faktor Rancangan dan Arsitektural
Contoh pengaruh rancangan dan arsitektural terhadap perilaku manusia, dapat kita lihat pada penataan rumah. Rumah-rumah dengan pagar rendah atau tanpa pagar akan lebih mencerminkan bahwa penghuninya adalah orang yang terbuka serta tidak curiga terhadap lingkungannya. Karena itu orang yang tinggal dengan bentuk rumah seperti itu dianggap akan mau lebih berinteraksi dengan orang lain dibandingkan dengan orang yang tinggal pada rumah berpagar tinggi, rapat dan dengan arsitektural yang megah seperti istana.

3. Faktor Temporal
Suasana emosional kita juga berbeda-beda bila dipandang dari segi waktu. Suasana emosi pagi hari tentu berbeda-beda dengan suasana emosi siang hari dan malam hari. Bentuk aktivitas keseharian kita telah disesuaikan dengan waktunya. Karena itu suasana emosi dan bentuk perilaku kita juga dipengaruhi oleh faktor waktu (temporal).

4.     Faktor Suasana Perilaku
Dalam public speaking atau retorika, banyak sekali pembahasan tentang bagaimana suatu bentuk penyampaian pesan harus disesuaikan dengan suasana perilaku pesertanya. Cara kita berpidato di lapangan terbuka, akan dipengaruhi oleh perilaku peserta pidato. Pidato di lapangan terbuka tentu berbeda dengan pidato di tempat tertutup. Pada intinya di setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku para pesertanya.

5. Faktor Teknologi
Jenis teknologi yang digunakan masyarakat dapat mempengaruhi pola-pola komunikasi masyarakat baik pola pikir maupun pola tindakannya. Contoh penggunaan ponsel telah mengubah tindakan komunikasi masyarakat dalam hal mengirimkan ucapan selamat, melalui SMS yang sebelumnya menggunakan kartu ucapan. Pada masyarakat yang menggunakan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, suasana kejiwaan masyarakatnya tentu berbeda dengan masyarakat berteknologi tinggi yang sering menggunakan teknologi untuk eksploitasi.

6. Faktor-faktor Sosial
Ada tiga hal yang bisa dibahas pada faktor ini, yaitu: sistem peran, struktur sosial dan karakteristik individu. Peranan yang kita duduki berbeda-beda pada setting sosial yang berbeda. Peran sebagai suami, istri, anak, manajer, menantu, pengurus yayasan menghasilkan jenis  perilaku yang berbeda-beda. Dengan demikian bentuk perilaku kita akan tergantung pada jenis peran yang kita sandang. Pada kajian tentang penyebaran inovasi banyak disebut bahwa struktur sosial masyarakat mempengaruhi bentuk tindakan masyarakat tersebut dalam mengantisipasi pesan yang disampaikan, seperti adanya pemuka pendapat, pengikut dan lain sebagainya. Kelompok orang tua melahirkan pola perilaku yang berbeda bila dibandingkan dengan kelompok anak muda. Selain itu karakteristik individu seperti usia, kecerdasan juga mempengaruhi pola-pola perilaku.

7.  Stimuli yang Mendorong dan Mempengaruhi Perilaku
Pada dasarnya ada sejumlah situasi yang memberi kita keleluasaan untuk bertindak dan sejumlah lain membatasinya. Jika kita menganggap bahwa pada situasi tertentu kita diperbolehkan/dianggap wajar melakukan perilaku tertentu, maka kita akan terdorong untuk melakukannya. Dalam jangka waktu lama, jika kebolehan dibiarkan maka perilaku kita akan diperteguh hingga menjadi suatu kebiasaan. Jika orang sudah tidak malu lagi melakukan perbuatan korupsi, maka orangpun cenderung mudah melakukan perbuatan korupsi.

8. Lingkungan Psikososial
Lingkungan psikososial itu kita artikan sebagai persepsi kita terhadap  lingkungan kita. Maksudnya adalah bentuk persepsi kita terhadap lingkungan kita, akan mempengaruhi perilaku kita dalam lingkungan tersebut. Misalnya kita mempersepsi bahwa lingkungan kita menyenangkan, maka kitapun akan berperilaku menyenangkan atau positif dalam lingkungan kita. Begitu sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar