Kaum behaviorisme percaya sekali bahwa lingkungan
sangat berpengaruh terhadap bentuk perilaku seseorang. Faktor lingkungan kita
sebut sebagai faktor situasional yaitu: faktor ekologis, faktor rancangan dan
arsitektural, faktor temporal, suasana perilaku, teknologi, faktor-faktor
sosial, lingkungan psikososial serta stimuli yang mendorong dan memperteguh
perilaku.
1. Faktor-faktor
Ekologis
Kondisi alam (geografis) dan
iklim (temperatur) dapat mempengaruhi perilaku manusia. Contoh, perilaku orang
yang berada di daerah pantai berbeda dengan di daerah pedalaman. Orang di
daerah pantai cenderung bicara lebih keras dan lebih emosional karena berada di
udara yang lebih panas. Sementara orang berada di daerah pegunungan cenderung
bicara lebih lembut serta lebih sabar karena berada di daerah lebih sejuk.
2. Faktor Rancangan dan
Arsitektural
Contoh pengaruh rancangan dan
arsitektural terhadap perilaku manusia, dapat kita lihat pada penataan rumah.
Rumah-rumah dengan pagar rendah atau tanpa pagar akan lebih mencerminkan bahwa
penghuninya adalah orang yang terbuka serta tidak curiga terhadap lingkungannya.
Karena itu orang yang tinggal dengan bentuk rumah seperti itu dianggap akan mau
lebih berinteraksi dengan orang lain dibandingkan dengan orang yang tinggal
pada rumah berpagar tinggi, rapat dan dengan arsitektural yang megah seperti
istana.
3. Faktor Temporal
Suasana emosional kita juga
berbeda-beda bila dipandang dari segi waktu. Suasana emosi pagi hari tentu
berbeda-beda dengan suasana emosi siang hari dan malam hari. Bentuk aktivitas
keseharian kita telah disesuaikan dengan waktunya. Karena itu suasana emosi dan
bentuk perilaku kita juga dipengaruhi oleh faktor waktu (temporal).
4. Faktor Suasana Perilaku
Dalam public speaking atau
retorika, banyak sekali pembahasan tentang bagaimana suatu bentuk penyampaian
pesan harus disesuaikan dengan suasana perilaku pesertanya. Cara kita berpidato
di lapangan terbuka, akan dipengaruhi oleh perilaku peserta pidato. Pidato di
lapangan terbuka tentu berbeda dengan pidato di tempat tertutup. Pada intinya
di setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku para
pesertanya.
5. Faktor Teknologi
Jenis teknologi yang digunakan
masyarakat dapat mempengaruhi pola-pola komunikasi masyarakat baik pola pikir
maupun pola tindakannya. Contoh penggunaan ponsel telah mengubah tindakan
komunikasi masyarakat dalam hal mengirimkan ucapan selamat, melalui SMS yang
sebelumnya menggunakan kartu ucapan. Pada masyarakat yang menggunakan teknologi
sederhana untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, suasana kejiwaan
masyarakatnya tentu berbeda dengan masyarakat berteknologi tinggi yang sering
menggunakan teknologi untuk eksploitasi.
6. Faktor-faktor Sosial
Ada tiga hal yang bisa dibahas
pada faktor ini, yaitu: sistem peran, struktur sosial dan karakteristik
individu. Peranan yang kita duduki berbeda-beda pada setting sosial yang
berbeda. Peran sebagai suami, istri, anak, manajer, menantu, pengurus yayasan
menghasilkan jenis perilaku yang
berbeda-beda. Dengan demikian bentuk perilaku kita akan tergantung pada jenis
peran yang kita sandang. Pada kajian tentang penyebaran inovasi banyak disebut
bahwa struktur sosial masyarakat mempengaruhi bentuk tindakan masyarakat
tersebut dalam mengantisipasi pesan yang disampaikan, seperti adanya pemuka
pendapat, pengikut dan lain sebagainya. Kelompok orang tua melahirkan pola
perilaku yang berbeda bila dibandingkan dengan kelompok anak muda. Selain itu
karakteristik individu seperti usia, kecerdasan juga mempengaruhi pola-pola
perilaku.
7. Stimuli yang Mendorong
dan Mempengaruhi Perilaku
Pada dasarnya ada sejumlah
situasi yang memberi kita keleluasaan untuk bertindak dan sejumlah lain
membatasinya. Jika kita menganggap bahwa pada situasi tertentu kita
diperbolehkan/dianggap wajar melakukan perilaku tertentu, maka kita akan
terdorong untuk melakukannya. Dalam jangka waktu lama, jika kebolehan dibiarkan
maka perilaku kita akan diperteguh hingga menjadi suatu kebiasaan. Jika orang
sudah tidak malu lagi melakukan perbuatan korupsi, maka orangpun cenderung
mudah melakukan perbuatan korupsi.
8. Lingkungan Psikososial
Lingkungan
psikososial itu kita artikan sebagai persepsi kita terhadap lingkungan kita. Maksudnya adalah bentuk
persepsi kita terhadap lingkungan kita, akan mempengaruhi perilaku kita dalam
lingkungan tersebut. Misalnya kita mempersepsi bahwa lingkungan kita
menyenangkan, maka kitapun akan berperilaku menyenangkan atau positif dalam
lingkungan kita. Begitu sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar