Cost Plus Pricing (CPP)
Yaitu strategi menetapkan harga jual dengan menggunakan hitungan biaya produksi internal seperti harga pokok penjualan (HPP/cost of good sold) atau harga modal dan biaya operasional yang timbul, lalu ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan.
Artinya CPP melakukan perhitungan maju (forward calculation), dari biaya internal yang ditimbulkan menuju harga jualnya. Metode ini adalah yang paling umum digunakan.
Jika ada perubahan pada HPP nya maka untuk mendapatkan margin keuntungan yang sama otomatis harga akan berubah. CPP memungkinkan terjadinya perang harga. Siapa yang paling murah, dia punya kesempatan lebih baik. Oleh karena itu CPP cocok digunakan untuk target pasar yang 'price-sensitive'.
Market Based Pricing (MBP)
Yaitu menetapkan harga jual dengan melihat harga di pasaran yang sudah ditetapkan oleh para pemain sebelumnya. Jika harga rata-rata suatu produk di pasaran sekian rupiah, maka kita harus menggunakan harga tersebut agar kompetitif.
Artinya MBP melakukan perhitungan mundur (backward calculation), untuk mengetahui apakah masih ada sisa labanya setelah melihat harga jual dikurangi biaya-biaya yang timbul.
Biasanya metode ini digunakan untuk produk-produk consumer goods atau daily needs.
MBP masih lebih baik dari CPP karena menghindari terjadinya perang harga tapi resikonya adalah munculnya isu kartel atau permainan harga dari para pemain besar dengan modal yang kuat.
Value Perception Pricing (VPP)
Metode ini menggunakan persepsi pelanggan untuk menetapkan harga yang pantas dari sebuah layanan atau produk. Harga produk tidak selalu harus berbanding lurus dengan biaya produksi atau cost.
Metode ini cocok diterapkan untuk target pasar yang tidak sensitive terhadap harga, Selama konsumen menganggap kualitas produk dan layanannya baik, mereka tidak akan segan-segan untuk membelinya dengan harga mahal sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar