Dasar-Dasar Pengawasan
Pengawasan adalah upaya yang dilakukan para manajer untuk
menjaga agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh karyawan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan. Dari definisi
tersebut tampak terlihat hubungan yang sangat erat.
Manfaat Pengawasan
adalah sebagai berikut :
a. Perubahan.
Adanya perubahan karena
lingkungan yang dinamis sehingga perlu diawasi pelaksanaan dari suatu rencana. Ini memerlukan penyesuaian baru.
b. Kompleksitas.
Organisasi bisnis berkembang
semakin kompleks sehingga perlu diawasi.
c. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan
wewenang.
Karena kompleksitas, maka
sebagian wewenang perlu didelegasikan untuk efisiensi. Untuk itu perlu diadakan
pengawasan.
d. Kesalahan.
Karena ada kemungkinan terjadi
resiko kesalahan dalam pelaksanaan suatu kegiatan sehingga perlu diadakan
pengawasan. Ini agar dapat dilakukan tindakan perbaikan.
Jenis dan Tipe Pengawasan :
a. Pengawasan
pendahuluan.
Adalah untuk mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu.
b. Pengawasan concurrent (yes/no).
Pengawasan yang dilakukan selama aktifitas berlangsung. Jika ada
penyimpangan, maka manajer dapat mengoreksi sebelum masalahnya menjadi besar.
c. Pengawasan
umpan balik.
Pengawasan ini mengevaluasi
hasil-hasil yang telah terjadi. Apabila terdapat penyimpangan pada output yang
dihasilkan maka perlu dilakukan koreksi.
d. Pengawasan
multiple.
Adalah pengawasan untuk semua
titik-titik strategis pengawasan, baik di input, proses, atau output. Pada
pengawasan multiple, setiap bagian baik input, proses, maupun output memiliki
peranan yang penting.
Pengawasan pendahuluan dan pengawasan concurrent, cukup
memadai untuk memungkinkan manajer mengkoreksi dan membuat perbaikan.
Proses pengawasan
1. Menerapkan
standar dan metode pengukuran.
Standar harus dapat dirumuskan dengan kata-kata yang
jelas dan dapat diukur.
Ada 3 jenis standar :
• Standar
fisik, berupa kuantitas, ukuran, jumlah, dan kualitas.
• Moneter,
berupa biaya tenaga kerja, biaya promosi, biaya penjualan, laba.
• Standar
waktu, berupa seberapa cepat produk dapat dihasilkan, seberapa lama batas waktu
suatu pekerjaan diselesaikan.
2. Melakukan
pengukuran kinerja.
Adalah aktifitas yang dilakukan berulang-ulang untuk
memperbaiki keputusan-keputusan dan memberikan umpan balik ke perusahaan. Ada beberapa cara pengukuran kinerja,
yaitu pengamatan, laporan, metode otomatis, inspeksi, dan pengujian.
3. Membandingkan
apakah kinerja yang dicapai sesuai dengan standar.
Jika belum sesuai standar, dapat dilakukan tindakan
korektif.
4. Melakukan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Apabila di bawah standar perlu dilakukan perbaikan.
Tindakan perbaikan berupa :
• Mengubah standar awal yang mungkin terlalu tinggi.
• Mengubah cara-cara pengukuran kinerja seperti kurangnya
melakukan inspeksi.
• Mengubah cara analisis dan menginterpretasikan
penyimpangan tersebut.
Fokus Pengawasan
Meliputi :
a. Kuantitas
: jumlah produk yang ditargetkan.
b. Kualitas
: jumlah produk yang diterima produsen atau lolos uji.
c. Ketepatan
waktu : Ketepatan dan kecepatan dalam memberikan layanan jasa ke konsumen.
d. Anggaran
: Jumlah deviasi atau penyimpangan dalam anggaran.
Faktor Kontingensi (situasional) dalam pengawasan
a. Lingkungan organisasi :
• Kecil : informal.
• besar : formal.
b. Posisi dan Tingkat :
• Tinggi : banyak kriteria.
• Rendah : sedikit kriteria.
c. Tingkat Desentralisasi :
• Tinggi : peningkatan kendali.
• Rendah : pengurangan kendali.
d. Budaya
organisasi :
• Terbuka : pengendalian mandiri.
• Ancaman : pengendalian dipaksakan.
e. Pentingnya
kegiatan :
• Tinggi : pengendalian luas.
• Rendah : pengendalian rendah.
Standar-standar pengawasan
a. Standar nyata : Fisik, ukuran, daya tahan, berat.
b. Tidak nyata : Moral, etika.
c. Standar anggaran : Biaya produksi, keuntungan marginal
d. Standar waktu : Batas waktu penyelesaian tugas.
Merancang sistem pengawasan
Untuk tiap bidang dapat dijelaskan sbb :
a. Bidang Operasi : kualitas baik, kuantitas sesuai
target, biaya rendah.
b. Pemasaran : biaya iklan rendah, pangsa pasar luas,
penjualan meningkat, kepuasan konsumen.
c. SDM : turn over rendah, tingkat absensi rendah,
hubungan yang harmonis.
d. Keuangan :
ROI tinggi, ROE tinggi, likuiditas baik, leverage rendah.
Jenis dan Metode Pengawasan
a. Metode pengawasan non kuantitatif
• Management by objective : melibatkan karyawan.
• Management by exception : fokus pada bidang pengawasan
yang paling kritis.
• Management
information system : sistem perancangan pengadaan, pemrosesan, penyimpangan,
dan penyebaran informasi untuk mendukung keputusan manajemen.
• Audit
manajemen.
b. Metode pengawasan kuantitatif
1. Anggaran.
Rencana pengeluaran, penerimaan.
2. Audit keuangan.
- Ekstenal oleh auditor independen.
- Internal oleh internal auditor.
c. Analisis titik
impas (break even)
Kondisi di mana perusahaan dalam kondisi tidak rugi dan
tidak untung.
d. Analisis rasio
keuangan
Ada rasio-rasio :
i. Likuiditas : kemampuan melunasi hutang jangka pendek.
ii. Leverage : seberapa besar perusahaan dibiayai oleh
hutang.
iii. Aktifitas : efektifitas perusahaan dalam menggunakan
sumberdayanya.
iv.
Profitabilitas : mengukur efektifitas dalam meraih laba.
e. Balance score card
Untuk
pengukuran keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran
pertumbuhan.
Karakteristik pengawasan yang
efektif
a. Akurat. Datanya
sahih.
b. Tepat
waktu. Evaluasi dilakukan secepatnya.
c. Ekonomis. Manfaat
sistem pengawasan harus lebih tinggi dari biayanya.
d. Fleksibel. Fleksibel
terhadap ancaman atau kesempatan dari eksternal.
e. Obyektif. Kriteria
jelas.
f. Disesuaikan
dengan rencana dan struktur. Untuk memastikan apakah hasil disesuaikan dengan
tujuan.
g. Disesuaikan dengan manajer. Harus disesuaikan dengan
karakteristik manajer yang mengawasi.
Rangkuman Modul 6 EKMA4116 MANAJEMEN, Dadang Supriyatna, Andi Sylvana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar