Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan
output dalam bentuk barang maupun jasa. Contoh: pabrik batre yang memproduksi
batu baterai, tukang mie ayam yang membuat mie yamin, tukang pijat yang
memberikan pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain
sebagainya.
Perbedaan Barang dan Jasa
Ketika kita menyebut suatu barang,
kita sering mengatakan sebagai satu produk, termasuk ketika kita mengatakan,
"PT KAI harus memperbaiki produk yang mereka jual agar pelanggan tidak
kecewa..."
Bagi seorang pemasar (marketer) harus bisa membedakan dengan
jelas karakteristik yang melekat baik pada jasa atau produk. Beberapa hal di
bawah ini mencoba 'memotret' perbedaan tersebut dengan harapan mahasiswa bisa
menarik beberapa manfaat dari tulisan ini.
Enam perbedaan antara barang dan
jasa, antara lain:
1) Barang jelas bisa dipegang sedangkan jasa
tidak bisa dipegang. Ketika sebuah pabrik sepatu menemukan cacat pada
produknya, mereka dengan mudah mengamati sepatu tersebut dan kemudian menemukan
solusinya. Ketika seorang pelanggan salon mengeluh pegawai salon kurang ramah,
manajemen salon itu tidak bisa langsung menemukan sebab keluhan itu. Ia harus
mengamati ketika terjadi 'transaksi' yaitu ketika pegawai salon memberi layanan
kepada pelanggannya.
2) Lebih banyak interaksi antara penyedia
jasa dengan pelanggannya. Ini berbeda dengan produk. Ketika kita
membeli handphone, kita tidak tahu siapa orang-orang yang membuatnya. Tapi
ketika kita ikut kursus bahasa Inggris, kita langsung berinteraksi dengan
penyedia jasa, dan interaksi ini cukup sering, jauh lebih sering dibanding
ketika kita membeli barang.
3)
Pada jasa, terdapat keterlibatan dalam produksi jasa tersebut. Ketika anda membeli jasa penerbangan,
anda ikut terlibat langsung dalam produksi itu. Anda tidak bisa
'ongkang-ongkang kaki' di rumah ketika ikut dalam penerbangan itu. Tapi begitu
anda ingin membeli laptop, anda bisa beli dari internet dan anda tidak terlibat
sama sekali dalam proses produksi laptop tersebut.
4) Ada persoalan serius ketika kita ingin
mengontrol kualitas dan konsistensi jasa yang kita jual. Ketika anda
menabung di bank, dan ketika itu pegawai bank sedang banyak masalah, mungkin
anda akan dilayani dengan wajah merengut, tidak ramah. Anda jelas tahu bahwa
bank itu dikenal ramah dalam melayani pelanggannya. Tapi karena
pegawainya adalah manusia yang tentu sering susah, maka kualitas layanan sering
terganggu. Ketika ganti pegawai pun,
kualitas dan konsistensi pelayanan jasa akan terganggu.
5) Tidak adanya persediaan (inventory) untuk
jasa. Lihat hotel-hotel berbintang di sekitar Anda. Ketika malam lewat
dengan tenang dan kamar-kamar kosong, maka berlalu pula kesempatan hotel itu
untuk memperoleh pendapatan. Ini jelas karena hotel-hotel yang kosong tidak
bisa 'disimpan'. Jelas berbeda dengan produk, hari ini tidak laku, kita simpan
produk itu, dan esok hari bisa kita jual lagi...hingga laku.
6)
Pentingnya waktu bagi pelanggan jasa. Betapa kesalnya Anda ketika Anda cukup
lama untuk antri membayar pajak. Anda ingin 'membuang' uang, tapi malah antri
lama. Kesal bukan? Ini titik kritisnya. Jika Anda menjual jasa perhatikan agar
pelanggan jangan menunggu lama. Lakukan pelayanan secepat mungkin. Beli produk?
beli buku dari luar negeri? Saya cukup sabar jika buku itu datang lebih dari
seminggu. Mengantri karcis di bioskop? Jika lebih dari lima belas menit, lebih baik saya tidak
menonton film tersebut.
Perencanaan Lokasi
Perencanaan lokasi merupakan
salah satu aktifitas awal yang harus dilakukan pra operasionalisasi perusahaan.
Lokasi direncanakan dengan tujuan yang sudah tidak asing terdengar, yaitu
efektif dan efisien atau dengan kata lain disebut baik. Tujuan perencanaan
lokasi untuk menentukan lokasi perusahaan sebaik mungkin agar beroperasi maupun
berproduksi dengan lancar. Penentuan lokasi yang baik akan memberikan output
kemampuan perusahaan. Kemampuan tersebut, diantaranya perusahaan mampu melayani
konsumen dengan memuaskan, memperoleh bahan mentah yang cukup dan
berkesinambungan pada harga yang diinginkan, mendapatkan tenaga kerja
berkinerja, dan dikemudian hari mampu memperluas diri.
Dengan demikian, dapat digoreskan
empat variabel penentu lokasi usaha yang baik paling tidak mesti
mempertimbangkan pasar, bahan baku ,
tenaga kerja, dan kesempatan perluasan.
Banyak perusahaan didirikan dekat dengan pasar agar menggapai kuantitas maupun kualitas konsumen, cepat memberikan pelayanan, dan atau memperoleh biaya pengiriman yang hemat. Variabel pasar juga mempertimbangkan aspek keamanan produk serta kemungkinan kerusakan selama dalam perjalanan pengiriman. Bagi perusahaan jasa tidak terhindarkan variabel pasar dengan indikator kedekatan pasar lantas diukur secara ordinal melaui ukuran tingkat kedekatan lokasi perusahaan dengan pasar adalah penting untuk dekat.
Banyak perusahaan didirikan dekat dengan pasar agar menggapai kuantitas maupun kualitas konsumen, cepat memberikan pelayanan, dan atau memperoleh biaya pengiriman yang hemat. Variabel pasar juga mempertimbangkan aspek keamanan produk serta kemungkinan kerusakan selama dalam perjalanan pengiriman. Bagi perusahaan jasa tidak terhindarkan variabel pasar dengan indikator kedekatan pasar lantas diukur secara ordinal melaui ukuran tingkat kedekatan lokasi perusahaan dengan pasar adalah penting untuk dekat.
Perusahaan memerlukan bahan
mentah untuk diolah. Bahan mentah tersebut, diangkut dari tempat asal menuju
lokasi perusahaan terkait. Perusahaan berkepentingan selalu memperoleh bahan
mentah secara mudah, murah dan cepat pada biaya yang minimal. Terdapat dua
alasan mengapa lokasi perusahaan dekat dengan tempat sumber bahan mentah.
Alasan-alasan yang dimaksudkan ialah tingkat kebutuhan, dan tingkat ketahan
bahan mentah. Seperti perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan maupun
pengalengan ikan. Andai jauh aduh berat memikulnya atau busuk diperjalanan.
Tenaga kerja termasuk variabel penentu lokasi usaha yang baik. Yang dipertimbangkan berkenaan dengan misal upah tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja, dan kualitas tenaga kerja. Upah tenaga kerja terasa begitu krusial untuk perusahaan padat karya. Sedangkan variabel penentu yang terakhir adalah kemungkinan perluasan. Semakin besar peluang perusahaan memperluas dirinya di kemudian hari maka semakin baik lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan yang baik berhubungan dengan variabel pasar, tenaga kerja, bahan mentah, dan kemungkinan perluasan.
Tenaga kerja termasuk variabel penentu lokasi usaha yang baik. Yang dipertimbangkan berkenaan dengan misal upah tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja, dan kualitas tenaga kerja. Upah tenaga kerja terasa begitu krusial untuk perusahaan padat karya. Sedangkan variabel penentu yang terakhir adalah kemungkinan perluasan. Semakin besar peluang perusahaan memperluas dirinya di kemudian hari maka semakin baik lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan yang baik berhubungan dengan variabel pasar, tenaga kerja, bahan mentah, dan kemungkinan perluasan.
Inefisiensi pada Proses Bisnis
Business process seperti kita ketahui
bersama merupakan denyut nadi suatu organisasi. Proses bisnislah yang selama
ini menggerakkan roda suatu organisasi, sehingga kinerja suatu organisasi akan
sangat bergantung pada efektivitas dan efisiensi proses bisnisnya. Karena
begitu pentingnya peranan business process bagi suatu organisasi
inilah maka tidak mengherankan kita dapat menemukan berbagai macam metode dan
cara untuk meningkatkan performa proses bisnis, atau yang biasa dikenal dengan Business
Process Improvement (BPI), mulai dari Six Sigma, Total Quality Management
(TQM), Business Process Re-engineering (BPR), hingga Lean.
Setiap metode tersebut memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing.
Pada kesempatan ini akan dibahas sekilas tentang
sebuah prinsip dasar dari lean. Lean merupakan sebuah metode yang
diperkenalkan oleh Toyota ,
sebuah perusahaan otomotif terbesar dunia. Lean yang nama aslinya adalah Lean
Manufacturing atau Toyota Production System memiliki tujuan utama
mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan (atau dalam bahasa jepangnya adalah muda).
Ada tujuh jenis
pemborosan atau inefisiensi yang berusaha dibidik. Setiap jenis pemborosan ini
sangat sering ditemukan pada proses bisnis setiap organisasi. Berikut ini
merupakan ketujuh jenis pemborosan tersebut:
Pergerakan
Menunggu
Transportasi
Proses Ekstra
Inventaris (Inventory)
Rusak atau Cacat
Over-Produksi
Over-Produksi dapat diartikan menghasilkan
sesuatu secara berlebihan atau lebih cepat dari yang dibutuhkan pada tahap
berikutnya. Contoh bentuk inefisiensi ini antara lain pembuatan kemasan yang
lebih cepat dari isinya sehingga kemasan menumpuk di gudang (manufaktur),
mencetak laporan-laporan yang terlalu banyak yang sebenarnya “tidak” dibutuhkan
(perkantoran), dan penambahan fitur ekstra yang kurang berguna bagi user (software
development).
Pergerakan
Pergerakan yang dimaksud di sini adalah
pergerakan atau perpindahan karyawan di tempat kerja yang terlalu sering dan
cenderung berlebihan. Contohnya adalah perpindahan karyawan untuk menata barang
di gudang (manufaktur), berjalan ke/dari mesin fotokopi (perkantoran), dan
perpindahan karyawan untuk mencari informasi (software development).
Menunggu
Yang dimaksud menunggu di sini adalah ketika seseorang
atau sesuatu menunggu dengan diam dan tidak mengerjakan aktivitas apapun.
Menunggu merupakan salah satu bentuk pemborosan yang sangat kentara dan banyak
terjadi di organisasi apapun. Contoh pemborosan jenis ini antara lain produksi
berhenti karena mesin rusak (manufaktur), proses berhenti karena menunggu
persetujuan dari atasan (perkantoran), dan pembangunan software belum
bisa dimulai karena masih menunggu customer menyusun kebutuhan software-nya
(software requirement) terlebih dahulu (software development).
Transportasi
Transportasi yang dimaksud adalah setiap
perpindahan pekerjaan atau kertas form dari satu step ke step berikutnya
pada suatu proses. Contohnya adalah pemindahan material ke atau keluar gudang
(manufaktur), perpindahan dokumen dari satu tempat ke tempat lain, atau dari
satu kantor ke kantor lain (perkantoran), serta serah terima dan instalasi
hasil pengerjaan (software development).
Proses Ekstra
Proses ekstra maksudnya adalah melakukan sesuatu
yang sebenarnya sudah tidak perlu dilakukan lagi. Contoh pemborosan jenis ini
antara lain proses produksi yang tidak efisien karena alat yang sudah tidak
memadai (manufaktur), entry data yang sebenarnya telah tersedia sebelumnya atau
tersedia di divisi lain (perkantoran), kode program selalu dibuat dari awal
untuk setiap project karena tidak memiliki source code library
ataupun framework (software development).
Inventaris (Inventory)
Pemborosan pada inventaris adalah dikarenakan
persediaan yang terlalu berlebihan, yang sering tejadi karena produksi yang
tidak sesuai dengan permintaan dari customer. Contohnya dapat berupa
menumpuknya bahan baku
di gudang (manufaktur), persediaan peralatan kantor yang terlalu banyak
(perkantoran), dan banyaknya dokumen requirement dalam bentuk kertas (software
development).
Rusak atau Cacat
Rusak atau cacat yang dimaksud disini adalah
segala bentuk kesalahan, error, atau koreksi akibat dari pekerjaan
atau aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik sebelumnya. Rusak atau cacat
merupakan bentuk inefisiensi yang paling banyak ditemukan di semua organisasi.
Bentuk-bentuk dari pemborosan ini antara lain barang hasil produksi yang cacat
(manufaktur), input data yang salah ataupun adanya kesalahan pencetakan dokumen
(perkantoran), dan bug yang tidak ditemukan ketika fase testing (software
development).
Jeffery Liker, seorang profesor dari Universitas Michigan menambahkan
satu lagi pemborosan yang sering terjadi di suatu organisasi, yaitu tidak
dimanfaatkannya potensi dan kemampuan karyawan. Sering kali kreativitas, ide,
maupun skill karyawan tidak dapat sepenuhnya dikeluarkan untuk
kepentingan organisasi. Hal ini dapat disebabkan kesalahan penempatan posisi
karyawan atau karena tanggung jawab dan kewenangan yang terlalu dibatasi dalam
organisasi tersebut.
Setiap waktu organisasi selalu berusaha untuk
mencari cara bagaimana meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya-biaya.
Pemborosan atau inefisiensi yang terjadi pada proses bisnis sehari-hari di
organisasinya tentunya sangatlah kontra-produktif dengan semangat tersebut. Karena
itu setiap organisasi yang ingin maju haruslah mampu mengidentifikasi
pemborosan-pemborosan apa saja yang masih terdapat dalam dirinya, untuk
kemudian berusaha semaksimal mungkin untuk mengeliminasinya. Selain dapat
meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya, manfaat lain jika
pemborosan-pemborosan tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan antara lain
mampu meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, mengurangi
tingkat frustrasi pekerja, hingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Kesimpulan
Terdapat beberapa macam bentuk pemborosan atau
inefisiensi pada proses bisnis yang lazim terjadi dalam suatu organisasi.
Pemborosan atau inefisiensi ini adalah segala hal yang tidak mendatangkan nilai
atau sia-sia belaka. Usaha mengurasi inefisiensi dalam proses bisnis tersebut
merupakan suatu cara yang efektif untuk meningkatkan keuntungan dan memangkas
biaya-biaya organisasi.
ijin share ...
BalasHapusHow to make money at Betway | How to Make Money in Sports Betting
BalasHapusIf your first bet comes in the first 24 hours, you will receive a free bet of up to $200 for two หารายได้เสริม days, no cash out on bet on a 1xbet korean game. If septcasino you make a